Dear, kamu..
Kau tahu?
Aku kehilangan detik..
Detik dimana aku bisa menatap binar matamu
dari kejauhan..
Detik dimana aku bisa melihat tawamu dari
sisi jendela..
Dear, kamu..
Aku kini juga kehilangan momen..
Momen dimana aku bisa duduk di sisimu,
Mendengar tawamu..
Dan menyimak senda gurau juga berbagai kisah
yang selalu berhasil membuatku terpaku..
Aku pun kehilangan kenangan..
Kenangan dimana aku, dan kamu duduk bersama..
Menatap gelapnya langit malam sambil sesekali
berbagi pandangan mata dan seulas senyum di bibir..
Aku juga kehilangan kesempatan..
Kesempatan untuk aku dan kamu membicarakan idealisme
masa depan yang didamba…
Kesempatan untuk aku tahu, bagaimana
pandanganmu tentang masa depan..
Kesempatan untuk aku mempelajari imajinasimu,
lalu membandingkannya dengan milikku..
Ah, tidak..
Sebenarnya,..
Aku kehilangan kamu.
Ya, kamu.
Kamu yang selalu ada saat aku membutuhkan
orang lain di sisiku.
Kamu yang selalu hadir bahkan sebelum aku
memanggil namamu untuk menemani.
Kamu yang selalu bisa membuat suasana hatiku
kembali cerah disaat aku butuh mentari dibalik tudung awan hitam di hati.
Kamu yang selalu mengerti apa yang hatiku
butuhkan meski terkadang, kepalaku menginginkan hal lain.
Tapi tetap, kau selalu faham mana yang
terbaik untukku.
Aku rindu kebersamaan itu..
Salahkah?
Salahkah aku merindukanmu?
Ah, mungkin bukan itu pertanyaannya..
Aku merindukanmu.
Apa kau juga merindukan aku sebagaimana aku
mengharapkan hadirmu di sisiku?
Apa kau juga mencariku saat aku tak lagi ada
di dekatmu?
Apa kau merasakan hal yang sama seperti apa
yang kurasa saat ini?
Apa hatimu menggetarkan getaran yang sama
seperti hatiku yang selalu bergetar kacau saat bersamamu?
Apa kau selalu nyaman bersamaku?
Apa senyummu adalah senyum tulus yang kau
lengkungkan setiap kali aku melemparkan gurauan kecil?
Bisakah ku dapatkan jawaban dari salah satu
pertanyaan itu darimu?
Mungkinkah kebersamaan kita kembali hadir
menimbulkan percikan hangat seperti saat sebelumnya?
Dear, kamu..
Kuharap kau mengerti maksud hatiku menuliskan
baris kalimat retoris ini.
Kuharap kau faham.
Dan kuharap kau (kembali) tahu apa yang
sebenarnya kuinginkan.
#InMemory 2014