Allah mempertemukan kita, bukan tanpa alasan.
Entah untuk belajar, atau untuk mengajarkan.
Entah untuk sesaat, atau justru selamanya.
Entah untuk menjadi bagian terpenting, atau malah hanya sekedar
bagian yang pernah ada.
Entah untuk menjadi masa lalu, atau masa depan.
Entah juga untuk dikenang, ataukah dilupakan.
Apa kita pernah tahu jawabannya?
Kecuali kita mencari, apa kita akan menemukan alasannya?
Kita pasti akan terus menyesal atas apa yang telah terjadi.
Entah menyesali keterlanjuran, atau menyesali keterlambatan.
Tersisa satu lagi selain menyesal, yaitu syukur.
Sama saja.
Mensyukuri keterlanjuran, dan mensyukuri keterlambatan.
Kita tak bisa menepis dua hal itu.
Antara menyesali, kenapa semua hal ‘itu’ terjadi pada diri kita,
Atau mensyukuri atas terjadinya hal ‘itu’ pada diri kita.
Antara menyesali keterlambatan, kenapa hal ‘itu’ tak terjadi sejak awal,
Atau, mensyukuri keterlambatan hal ‘itu’ oleh sebab banyak hal yang telah ada sebelumnya.
Akan tetapi, tetaplah menjadi yang terbaik di waktu tersebut.
Lakukan, dan jalani dengan tulus.
Meski tidak menjadi seperti apa yang kita inginkan,
Tapi tak ada yang sia-sia.
Alasannya mudah saja,
“Karna Allah yang mempertemukan kita”.
Insp :: Dini Islamiyati