Sabtu, 21 Februari 2015

Kurasa, Itu Modal Awal Kita Untuk Masa Depan..

Kita akan terluka saat jatuh.
Begitupun hati kita yang akan terluka saat jatuh….hati
Siap mencinta, berarti siap tersakiti, dan siap dikecewakan.
Dengan segala resiko cinta, masihkah ada orang yang memilihnya?

Aku memilih kamu.
Memilih, dan menerima segala resiko yang ada.
Aku memilih untuk mencintai kamu dengan segala yang akan terjadi.
Aku memilih untuk bersamamu dengan segala keadaan kita.
Aku menerima resikonya. Semua.
Termasuk resiko bahwa kita takkan bersama.
Termasuk juga resiko bahwa kita tak berjodoh.
Juga resiko kalau suatu saat kau akan berpaling.
Atau, resiko lain yang bahkan tak sanggup kubayangkan.

Tapi aku memilih.
Dan kaupun memilih.
Setidaknya itu yang kita punya sekarang.
Dan kurasa, itu modal awal kita untuk masa depan..


Kamis, 05 Februari 2015

Mungkin, Ini Waktunya Untuk Mengalah

Ribuan, bahkan jutaan detik telah kita lalui bersama.
Beragam canda, juga derai tangis telah kita alami.
Sendu rasanya hati saat sedikit saja menjauh darimu.
Kosong rasanya tawa, juga canda ini saat tak ada dirimu di sisi.
Ingin rasanya waktu berhenti, membiarkan kita menghabiskan setiap momen bersama..
Untuk sekarang, dan seterusnya.

Hari demi hari menjadi saksi bahwa hati kita pernah saling jatuh satu sama lainnya.
Helai dedaunan kering yang melambai tertiup angin juga menjadi saksi bahwa kita pernah saling tersipu malu saat saling menatap mata dalam-dalam.

Haruskah aku bertanya,
Ada apa sebenarnya dengan diri kita?
Ada apa sebenarnya?
Mengapa jantung seolah berdegub begitu kencang dan begitu tak beraturannya saat kita bertemu?
Mengapa sudut bibir seolah tertarik ke bawah saat satu dari kita mengucap "Sampai Jumpa" di ujung tiap pertemuan kita?
Mengapa mata seolah mendung dan memuntahkan lahar beningnya saat diri merasakan sesak rindu dalam dada?

Hati kita lebih tahu, kurasa.
Bahwa kita memang pernah menyayangi satu sama lain.
Hati kita lebih tahu, kurasa.
Bahwa kita memang benar-benar jatuh cinta saat itu.

Tapi, secepat itukah segalanya berubah?
Secepat itukah rasa sayang itu memudar?
Semudah itukah rasa cinta kita pupus dan menghilang?

Apa ini saatnya aku sadar kalau aku bukanlah wanita yang benar-benar kau impikan?
Atau apakah ini saatnya aku mengerti kalau aku bukanlah yang terbaik untukmu?
Apa ini saatnya aku menerima kenyataan kalau wanita lainlah yang sebenarnya lebih pantas untukmu?
Dan bukan aku?
Bukan.
Memang bukan.

Mungkin, memang benar,
Ini waktunya bagiku untuk mengalah..