Minggu, 18 Januari 2015

Aku, Jika Tanpamu

Cinta?

Sebaris kata, berjuta makna. Ya, begitu kata orang-orang padaku. Mulanya, bagiku itu hanyalah sebaris kalimat dengan beragam makna abstrak. Tapi setelah aku bertemu denganmu, setelah aku mengenal senyummu, aku merasa bahwa jutaan makna itu adalah kamu. Kamu dan senyummu, kamu dan tawamu, kamu dan candamu, kamu dan kehangatanmu, kamu dan segalanya.


Segalanya?

Baru aku sadar, kamu memang membuatku candu. Kamu membuatku tak ingin menjauh. Kamu membuatku merasa cukup. Kamu membuatku selalu merindu. Kamu membuatku merasa tak berarti jika sendiri. Kamu membuatku merasa hampa tanpa hadirmu. Kamu membuatku lumpuh saat menjauh darimu. Kamu membuatku tak bisa hidup tanpamu. Tanpamu, tanpa cinta.


Bagiku?

Jangan tanyakan padaku, apa arti dirimu bagi aku. Karna bagiku, kamu adalah warna. Bagiku, kamu adalah suara. Bagiku, kamu adalah nada. Bagiku, kamu adalah alunan musik. Bagiku, kamu adalah tawa juga canda. Bagiku, kamu adalah obat. Bagiku, kamu adalah cahaya. Bagiku, kamu adalah hidupku.


Tanpamu?

Jangan pernah bayangkan aku, tanpa dirimu. Kamu tahu kenapa? Karna kamulah hidupku. Bayangkan aku, tanpa hidupku, yaitu kamu. Tanpamu, ramaiku terasa sepi. Tanpamu, pelangiku terlihat samar, berwarna abu-abu. Tanpamu, musik terdengar mengalun tanpa nada. Tanpamu, semua canda terasa hambar tanpa tawa. Tanpamu, matahari seolah enggan bersinar untukku. Tanpamu, hidupku hampa.


Kamu?

Kamu? Oh, jangan tanyakan padanya, tanyakan saja padaku. Aku tahu kamu. Seorang laki-laki dengan senyum manis terulas di bibir. Seorang laki-laki yang penuh dengan mimpi juga harapan. Laki-laki penuh usaha dan perjuangan. Laki-laki yang menyayangi orang tuanya sepenuh hati. Laki-laki muda yang amat menyukai anak-anak. Itu kamu, kan? Kamu yang selalu ada saat aku bahkan belum berteriak memanggil namamu. Bukankah benar semua ciri-ciri yang kusebutkan itu adalah kamu? Kamu yang selalu mampu menyentuh dan menenangkan hatiku saat aku sendiri bahkan tak tahu hatiku tengah kalut berlari kemana. Itu kamu, kan? Laki-laki yang selalu menyanjung hatiku dengan kalimat canda yang selalu berhasil menuai seulas senyum di bibirku. Kamu bilang, kamu menyukai senyumku. Kamu bilang, senyumku mencerminkan semangat. Kamu, kan, yang selalu menyapaku dengan panggilan khas yang hanya kamulah yang memanggilku dengan panggilan seperti itu? Itu kamu, kan? Iya, bukankah itu kamu ; Kamu yang selalu ada di hati dan selalu kucintai itu

1 komentar: