BAB I
TUJUAN
TEORITIS
- A. Pengertian
Selulitis merupakan inflamasi
jaringan subkutan dimana proses inflamasi, yang umumnya dianggap sebagai
penyebab adalah bakteri S.aureus dan atau Streptococcus ( Arif
Muttaqin, hal 68, 2011 ).
Selulitis merupakan suatu penyebaran
infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat
segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran
darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Selulitis merupakan infeksi pada
lapisan kulit yang lebih dalam. Dengan karakteristik sebagai berikut :
- Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis.
- Mengenai pembuluh limfe permukaan.
- Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas.
- B. Etiologi
Penyakit Selulitis disebabkan oleh :
- Infeksi bakteri dan jamur :
- Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus.
- Pada bayi yang terkena penyakit ini disebabkan oleh Streptococcus grup B.
- Infeksi dari jamur, tapi infeksi yang diakibatkan jamur termasuk jarang Aeromonas Hydrophila.
- S. Pneumoniae ( Pneumococcus ).
- Penyebab lain :
- Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
- Kulit kering.
- Eksim.
- Kulit yang terbakar atau melepuh.
- Diabetes.
- Obesitas atau kegemukan.
- Pembekakan yang kronis pada kaki.
- Penyalahgunaan obat-obat terlarang.
- Menurunnyaa daya tahan tubuh.
- Cacar air.
- Malnutris.
- Gagal ginjal
- C. Patofisiologi
- 1. Proses perjalan penyakit
Invasi bakteri masuk melalui trauma,
luka, gigitan serangga berinvasi streptokokus dan staphylococcus
aureus melalui barier epidermal yang rusak menyerang kulit dan subkutan, masuk
ke jaringan yang lebih dalam dan menyebar secara sistemik yang
menyebabkan terjadinya reaksi infeksi/inflamasi yang merupakan respon dari
tubuh sehingga muncul nyeri, pembengkakan kulit, lesi kemerahan dan demam.
- 2. Manifestasi Klinis
- Infeksi paling sering ditemukan:
-
Kerusakan kulit akibat cedera ringan
-
Luka terbuka di kulit
-
Infeksi jamur diantara jari-jari kaki.
- Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi.
- Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan
dan teraba hangat.
Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. - Bisa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil.
- Gejala lainnya adalah:
-
Demam
-
Sakit kepala
-
Nyeri otot
-
Tidak enak badan
-
Malaise
Edema
-
Lesi
f. Komplikasi
-
Berupa ganggren
-
Mentastasis
-
Abses
-
Sebsis yang berat
- Tes diagnostik
Jika sudah mengalami gejala seperti
adanya tanda systemic, maka untuk melakukan diagnosis
membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan melakukan pemeriksaan lab
seperti :
- Complete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.
- BUN level.
- Creatinine level.
- Culture darah
- D. Penatalaksaan medis
- Tindakan Keperawatan
Mandiri
- Jika terjadi luka :
1) Bersihkan luka setiap
hari dengan sabun dan air.
2) Oleskan antibiotik.
3) Tutupi luka dengan
perban.
4) Sering-sering
mengganti perban tersebut.
5) Perhatikan jika ada
tanda-tanda infeksi.
- Jika kulit masih normal :
1) Lembabkan kulit
secara teratur.
2) Potong kuku jari
tangan dan kaki secara hati-hati.
3) Lindungi tangan dan
kaki.
4) Rawat secara tepat
infeksi kulit pada bagian superfisial.
Kolaborasi
- Berikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin).
- Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral ( ditelan ).
- Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan antibiotik.
- E. Pengkajian keperawatan
- Identitas
Nama, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan,
alamat.
- Riwayat penyakit
- Keluhan utama
Pasien biasanya mengeluh nyeri pada
luka, terkadang disertai demam, menggigil dan malaise.
- Riwayat penyakit dahulu
Ditanyakan penyebab luka pada pasien
dan pernahkah sebelumnya mengidap penyakit seperti ini, adakah alergi yang
dimiliki dan riwat pemakaian obat.
- Riwayat penyakit sekarang
Terdapat luka pada bagian tubuh
tertentu dengan karakteristik berwarn merah, terasa lembut, bengkak, hangat,
terasa nyeri, kulit menegang dan mengilap.
- Riwayat penyakit keluarga
Biasanya dikeluarga pasien terdapat
riwayat mengidap penyakit selulitis atau penyekit kulit lainnya.
- Keadaan emosi psikologi
Pasien tampak tenang,dan emosional
stabil.
- Keadaan social ekonomi
Biasanya menyerang pada social
ekonomi yang sederhana.
- Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : Lemah
TD
: Menurun (< 120/80 mmHg).
Nadi : Turun (<
90).
Suhu : Meningkat
(> 37,50).
RR
: Normal.
- Kepala : Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak.
- Mata : Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+).
- Hidung : Tidak ada pernafasan cuping.
- Mulut : Kebersihan, tidak pucat.
- Telinga : Tidak ada serumen.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar.
- Jantung : Denyut jantung meningkat.
- Ekstremitas : Adakah luka pada ekstremitas.
- Integumen : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau d’orange). Pada kulit yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah.
- F. Diagnosa keperawatan
- Nyeri b/d respon inflamasi lokal jaringan subkutan
- Hipertermi b/d proses infeksi/inflamasi sistemik
- Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d adanya luka pada kulit.
- Kerusakan integritas jaringan b/d adanya lesi kemerahan
- Kecemasan b/d ancaman biologis
- kurang pengetahuan [tentang prognosis penyakit dan pengobatan serta pencegahan] b/d kurang informasi
- G. Perencanaan keperawatan
- Dx. Nyeri b/d respon inflamasi lokal jaringan subkutan
Tujuan : Klien menyatakan nyeri
berkurang setelah dilakukan asuhan keperawatan
KH :
-
Skala nyeri stabil (0-3)
-
Menunjukkan nyeri hilang/terkontrol
-
Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpatisipasi dalam aktivitas
sesuai kemampuan
-
Mengikuti program farmakologis yang dianjurkan
Intervensi :
- Kaji skala nyeri (0-10), karakteristik nyeri, dan lokasi nyeri.
R/ membantu dalam menentukan
kebutuhan manajemen nyeri dan kefektifan program
- Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman dan tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.
R/ untuk membatasi nyeri.
- Berikan masase yang lembut.
R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi
ketegangan otot.
- Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, biofeedback, visualisasi, pedoman imajinasi, hipnotis diri, dan pengendalian napas.
R/ meningkatkan relaksasi,
memberikan rasa kontrol, dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
Kolaborasi
- Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai petunjuk
R/ meningkatkan relaksasi,
mengurangi tegangan otot/spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.
- Berikan es atau kompres dingin jika diperlukan
R/ rasa dingin dapat menghilangkan
nyeri dan bengkak selama periode akut.
- Berikan asetilsalisilat (aspirin)
R/ ASA bekerja sebagai anti
inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan
mobilitas.
- Dx. Hipertermi b/d proses infeksi/inflamasi sistemik
Tujuan : klien menunujukkan
penurunan suhu tubuh setelah dilakukan asuhan keperawatan
KH :
TTV dalam batas normal
-
TD : 120/80 mmHg
-
N : 87 x/menit
-
S : 37’c
-
RR : 12 – 20 x/menit
-
Tidak terjadi demam
-
Intake–output seimbang
Intervensi :
- Observasi suhu tubuh tekanan darah, frekuensi permapasan dan denyut nadi
R/ menunjukkan status sirkulasi
tubuh
- Monitor intake dan output setiap 8 jam
R/ menunjukkan status hidrasi
- Anjurkan banyak minum bila tidak ada kontraindikasi
R/ mengganti cairan tubuh yang
hilang akibat dari peningkatan laju metabolisme tubuh
- Pertahankan ventilasi udara yang cukup di ruangan
- Berikan kompres hangat
R/ membantu menurunkan suhu tubuh
- Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
R/ memberikan rasa nyaman dan
mempercepat proses penurunan suhu tubuh
- Anjurkan klien untuk bedrest total
R/ aktivitas yang berlebihan dapat
meningkatkan metabolisme tubuh sehingga suhu semakin meningkat.
Kolaborasi
- Pertahankan cairan IV sesuai program
R/ mendukung dan memperbesar volume
sirkulasi, terutama jika masukan oral tidak adekuat
- Berikan terapi antipiretik sesuai anjuran dokter
R/ membantu mengurangi demam dan
respon hipermetabolisme, menurunkan kehilangan cairan takkasat mata
- Dx. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d adanya luka pada kulit
Tujuan : klien menunjukkan tidak
terjadi infeksi setelah dilakukan asuhan keperawatan.
KH :
-
Tidak terdapat tanda – tanda infeksi (kalor, rubor, tumor, dolor)
-
TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmHg
N : 87 x/menit
S : 36-37’5°C
RR : 18-20 x/menit
-
Leukosit dalam batas normal
Intervensi
- Kaji adanya tanda – tanda infeksi.
R/ melihat perkembangan dari terapi
yang telah diberikan.
- Kaji tanda – tanda vital.
R/ menunjukkan sirkulasi tubuh.
- Rawat luka klien dengan prinsif aseptik.
R/ mengurangi resiko
kontaminasi silang.
- Anjurkan klien untuk selalu menjaga kebersihan diri.
R/ menurunkan resiko infeksi.
- Anjurkan klien untuk tidak menekan daerah luka.
R/ luka yang tertekan akan
menyebabkan aliran darah ke luka berkurang sehingga luka akan semakin parah.
- ajarkan pasien dan keluarga tanda gejala infeksi
R/ untuk mencegah hal – hal yang
dapat mengancam infeksi.
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat betadine.
R/antimikrobial spektrum luas tetapi
nyeri pada pemakaiaannya,dapat menyebabkan asidosis metabolik/ peningkatan
absorpsi iodin, dan merusak jaringan rapuh.
- Berikan Silver nitrat sesuai anjuran dokter.
R/ efektif untuk melawan
staphylococcus aureus, Escheria coli, dan Pseudomonas aeroginosa, tetapi
mempunyai penetrasi jaringan buruk, nyeri, dan dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit.
- Dx. Kerusakan integritas jaringan b/d adanya lesi kemerahan
Tujuan : klien menunjukkan perbaikan
integritas kulit setelah dilakukan asuhan keperawatan
KH :
-
Menunjukkan regenerasi jaringan
-
Mencapai penyembuhan tepat pada waktunya
Intervensi :
- Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka
R/ memberikan informasi dasar
tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi
pada area luka infeksi.
- Tinggikan area infeksi bila mungkin/tepat.
R/ menurunkan pembengkakan.
- Pertahankan posisi yang diinginkan dan imobilisasi area bila diindikasikan
R/ gerakan jaringan area infeksi
dapat mengubah posisi yang mempengaruhi penyembuhan optimal.
- Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
R/ membantu proses penyembuhan
- Kecemasan b/d ancaman biologis
Tujuan : kecemasan berkurang setelah
dilakukan asuhan keperawatan
KH :
-
Menyatakan kecemasan berkurang
-
Mengekspresikan sikap positif dan mengerti tentang kondisinya, pemeriksaan
diagnostik dan prosedur pengobatan
-
Memperlihatkan ekspresi wajah yang tenang
Intervensi
- Mengkaji tanda – tanda vital.
R/ cemas dan stres meningkatkan TD.
- Menganjurkan batas kunjungan keluarga klien.
R/ menghindari terpajan infeksi
lebih lanjut.
- Memberikan ketenangan dan kenyamanan
R/ meningkatkan periode istirahat
dan membantu dalam proses perawatan.
- Menganjurkan klien untuk istirahat dan tidur.
R/ dengan beristirahat akan membuat
klien lebih rileks sehingga membantu dalam proses penyembuhan.
Kolaborasi
- Berikan sedasi/tranquilizer ringan sesuai indikasi contoh halopurinol (haldol) atau lorezepam (ativan)
R/ obat ansietas diperlukan untuk
periode singkat sampai pasien lebih stabil secara psikis dan lokus interna
kontrol ditingkatkan.
- Dx. kurang pengetahuan [tentang prognosis penyakit dan pengobatan serta pencegahan] b/d kurang informasi
Tujuan : klien menunjukkan
pemahamannya setelah dilakukan asuhan keperawatan.
KH :
-
Menunjukkan pemahaman tentang penyakit dan pengobatan serta pencegahan.
-
Berpartisipasi dalam proses belajar.
-
Mulai perubahan gaya hidup yang perlu dan berpartisipasi dalam upaya
rehabilitasi sebagian kemampuan individu.
-
Mendemonstrasikan dan meberikan penjelasan tentang penyakitnya.
Intervensi
- Diskusikan harapan pasien untuk kembali kerumah,bekerja, dan aktifitas normal.
R/ pasien seringkali mengalami
kesulitan memutuskan pulang.
- Kaji ulang perawatan luka bakar graft kulit dan luka.
R/ meningkatkan kemampuan perawatan
diri setelah pulang dan meningkatkan kemandirian.
- Jelaskan proses jaringan parut dan perlunya untuk penguanaan pakaian penekan yang tepat bila mengunakan.
R/ meningkarkan pertunbuhan kulit
kembali yang optimal
- Tekankan pentingnya melanjutkan pemasukan diet tinggi protein klori/ protein.
R/ nutrisi optimal meningkatkan
regenerasi jaringan dan penyembuhan umum kesehatan.
- Beritau pasien / orang terdekat tentang kelelahan,kebosanan,emosi labil,masalah pengambilan keputusan.
R/ memberikan pandangan terhadap
beberapa masalah pasien/ orang terdekat dapat menambah/ membantu mereka menjadi
waspada bahwa bantuan/ pertolongan tersedia bila perlu.
- Tekankan perlunya/ pentingnya mengevaluasi perawatan/rehabilitasi.
R/ dukungan jangaka panjang dengan
evaluasi ulang kontinu dan perubahan terapi dibutuh untuk mencapai penyembuhan
optimal.
- H. Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan atau keperawatan adalah
pemberian tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan rencana
tindakan yang telah disusun setiap tindakan keperawatan yang dilakukan dan
dicatat dalam pencatatan keperawatan agar tindakan keperawatan terhadap klien
berlanjut. Prinsip dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu cara pendekatan
pada klien efektik, tehnik komunikasi terapeutik serta penjelasan untuk setiap
tindakan yang diberikan kepada klien. Dalam melakukan tindakan keperawatan
menggunakan tiga tahap yaitu independent, dependent, interdependent. Tindakan
keperawatan secara independent adalah suatu tindakan yang telah dilakukan oleh
perawat tanpa petunjuk dan perintahdokter atau tenaga kesehatan lainnya,
dependent adalah tindakan yang sehubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan
medis, dan interdependent adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu
kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya,
misalnya tenaga sosial, ahli gizi dan dokter, keterampilan yang harus perawat
punya dalam melakukan tindakan keperawatan yaitu kognitif, dan sikap
psikomotor.
- I. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah intelektual untuk
melengkapi proses keperawatanyang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai
kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat diatasi masalah
teratasi sebagian, masalah belum teratasi, atau timbul masalah yang baru.
Evaluasi dilakukan yaitu evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses adalah yang
dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan. Sedangkan evaluasi
hasil adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan keperawatan secara
keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar