Malam lagi. Entah malam yang keberapa, yang jelas malam ini aku merindu
lagi. Pada dirinya yang baru saja kutemui. Kata orang, kita bisa merindu orang
yang baru sedetik lalu ditemui, ternyata benar. Aku merasakan rindu itu.
Ini
kali kesekian aku memimpikan dirinya. Memimpikan ia yang hadir menemani sepiku
disini. Kata orang juga, kita hanya akan memimpikan seseorang jika kita
merindukannya. Atau minimal, memikirkannya. Aku tak sedang memikirkannya,
kurasa. Aku merindukannya.
Aku benci
mengakui ini, tapi aku sudah ribuan kali mengatakan kalau aku merindu. Tapi, aku
bisa apa? Dia bukan milikku. Akupun bukan miliknya. Hanya harapan yang ada
diantara kita.
Aku
malu mengakui bahwa aku merindu, tapi apa daya, hati seolah berontak untuk
segera menyampaikan getir rindu padanya. Aku merindukan candanya, aku rindu
tawanya, aku rindu melihat wajah letihnya yang dihiasi senyuman, aku rindu
menemani sepinya, aku rindu menghabiskan waktu berdua saja dengannya. Aku rindu
segala yang ada pada dirinya.
Aku juga tak mau
mengakui kalau aku tak mau kehilangan dirinya. Aku tak ingin jauh darinya. Rasa
ini berbeda dari yang pernah ada sebelumnya. Aku benar-benar dibuat tak berdaya
oleh rasa ini. Apa ini yang dikatakan cinta? Lalu, yang kemarin-kemarin itu
apa? Bukan cinta-kah?
Aku
menginginkan dirinya. Aku hampa, hilang tanpa sisa tanpa dirinya. Bayangkan
jika segalanya terjadi padanya. Aku hilang dari hidupnya. Akankah dia
merindukan aku? Akankah dia mencari aku? Akankah ia takut jika aku benar-benar
pergi?
Katakan padaku, aku bisa apa selain berharap dan
berdoa? Aku bisa apa selain berusaha memantaskan diri? Aku bisa apa selain
memasrahkan hati pada Yang Maha Menguasai hati?
Satu hal yang ku harapkan saat ini, ku harap
tak lagi hatiku tersakiti. Jangan lagi. Cukup. Aku terlalu lemah untuk menjaga
hatiku saat ini. Aku terlanjur membiarkan hatiku memandang dia. Aku terlanjur
membiarkan hatiku menyimpan rasa padanya. Tolong jaga hatiku, tolong jangan
coba-coba menyakiti hati ini. Aku hanya punya satu hati, dan hanya dia yang
hatiku percaya saat ini.
Dan jikapun nanti, dia bukan milikku, biarkan hati ini terdiam
dengan lukanya sendiri. Jikapun nanti aku bukan miliknya, maka biarkan juga
rasa ini hilang terpendam waktu. Meski kutahu, rasa ini takkan hilang semudah
itu..
Suka banget sama tulisannya :)
BalasHapusMakasih (,,•﹏•,,)
HapusBuat kaka yang ituu kah ?
BalasHapusBuat kaka yang ituu kah ?
BalasHapus